Selain unik dalam penampilan dan wacana, pria flamboyan satu ini yang sering dikawal oleh para wanita bersenjata lengkap, ternyata juga peduli terhadap Islam – meskipun kehidupan sehari-harinya sendiri jauh dari nilai-nilai Islam.
Gaddafi layaknya seorang bunglon, dia bisa berganti-ganti rupa dalam menghadapi berbagai situasi. Di depan para penguasa Afrika, ia bergaya bak pemimpin besar negara-negara Afrika dengan menyerukan berdirinya USA (Unites States of Afrika) yang tentunya dia sendiri akan menjadi pemimpinnya. Di depan negara-negara berhaluan sosialis, Gaddafi dengan manisnya bisa ‘berbaur’ dengan kalangan sosialis tersebut, sehingga para pemimpin sosialis negara Amerika Latin sangat respek dengan Gaddafi karena idenya dalam melawan hegemoni AS.